Thursday, March 28, 2019

Surjan Lurik



SURJAN adalah baju laki-laki khas jawa berkerah tegak,berlengan panjang,terbuat dari bahan lurik atau cita berkembang kata surjan merupakan bentuk tembung garba (gabungan dua kata atau lebih,diringkas menjadi dua suku kata saja) yaitu dari kata suraksa-janma (mejadi manusia). Surjan menurut salah satu makalah yang diterbitkan oleh Tepas Dwarapura keraton Yogyakarta berasal dari istilah siro + jan yang berarti pelita atau yang memberi terang.

Dikatakan (pakaian) surjan berasal dari zaman mataram islam awal. Pakaian adat pria ini merupakan pakaian adat model yogyakarta walaupun konon katanya surjan merupakan pakaian khas dari kerajaan mataram sebelum terpecah menjdai dua, Surakarta dan Yogyakarta. Surjan awalnya diciptakan oleh sunan Kalijaga yang diinspirasi oleh model pakaian pada waktu itu dan selanjutnya digunakan oleh mataram. Pakaian surjan dapat disebut pakaian "takwa", karena itu didalam baju surjan terkandung makna-makna filosofi,diantaranya:bagian leher baju surjan memiliki kancing 3 pasang (6 biji kancing) yang kesemuanya itu menggambarkan rukun iman. Rukun iman tersebut adalah iman kepada Allah, iman kepada hari malaikat, iman kepada kitab-kitab, iman kepada utusan Allah, iman kepada hari  kiamat, iman kepada takdir.

Selain itu surjan juga memiliki dua buah kancing dibagian dada sebelah kiri dan kanan. Hal itu adalah simbol dua kalimat syahadat yang berbunyi, Ashaduallaillahaillalah dan Waashaduanna Muhammad Rasulullah. Disamping itu surjan memiliki tiga buah kancing didalam (bagian dada dekat perut) yang letaknya tertutup (tidak kelihatan) dari luar yang menggambarkan tiga macam nafsu manusia yang harus diredam/dikendalikan/ditutup.
Nafsu-nafsu tersebut adalah nafsu bahimah (hewani) , nafsu lauwamah (nafsu makan dan minum) , dan nafsu syaitoniah (nafsu setan). (K.R.T Jatiningrat,2008, rasukan takwa lan pranakan ing karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, Yogyakarta:tepas dwarapura karaton Ngayogyakarta Hadiningrat).

Jadi jenis pakaian atau baju ini bukan sekadar untuk fashion dan menutupi anggota tubuh supaya tidak kedinginan dan kepanasan serta untuk kepantasan saja,namun didalamnya memang terkandung makna filosofi yang dalam. 



Surjan sendiri terdapat dua jenis yaitu surjan lurik dan surjan ontrokusuma,dikatakan surjan lurik karena bermotif garis-garis,sedangkan surjan ontrokusuma karena bermotif bunga (kusuma). Jenis dan motif kain yang digunakan untuk membuat surjan tersebut bukan kain polos ataupun kain lurik buatan dalam negri saja,namun untuk surjan ontrokusuma terbuat dari kain sutera bermotif hiasan berbagai macam bunga.




Surjan ontrokusuma hanya khusus sebagai pakaian para bangsawan mataram,sedangkan pakaian seragam bagi aparat kerajaan hingga prajurit,surjan seragamnya menggunakan bahan kain lurik dalam negri,dengan motif lurik (garis-garis lurus). Untuk membedakan jenjang jabatan/kedudukan pemakainya,ditandai atau dibedakan dari besar kecilnya motif lurik,warna dasar kain lurik dan warna-warni luriknya. Semakin besar luriknya berarti semakin tinggi jabatannya,atau semakin kecil luriknya berarti semakin rendah jabatannya. Demikian pula warna dasar kain dan warna-warni luriknya akan menunjukan pangkat (derajat/martabat) sesuai gelar kebangsawananya.

Pemakaian surjan ini di kombinasikan dengan tutup kepala atau blangkon dengan "mondholan" dibelakangnya. Dahulu pada jaman kerajaan mondolan ini difungsikan untuk menyimpan rambut pria yang panjang biar kelihatan rapi.